Rabu, 22 April 2009

Apakah Hari Bumi?

Hari Bumi adalah hari untuk menggalakkan setiap individu & masyarakat untuk lebih memperhatikan alam sekitar mereka; yang diperingati 22 APRIL setiap tahunnya.

Bumi diperkirakan berusia 3,8 milyar tahun.

BUMI SUDAH TIDAK SELAMAT LAGI.

Kesan dari sikap manusia yang tidak peduli lagi terhadap bumi dan alam sekitar sehingga mengakibatkan; Kepupusan Spesies-spesies hewan dan tumbuhan Pencemaran Udara, air dan tanah Penipisan lapisan ozon serta kekurangan oksigen.

Sumber : http://www.slideshare.net/mfr1505/hari-bumi

Minggu, 19 April 2009

Earth Day

earth-day

bulan april, event apa yang identik dengan bulan april? bukan, bukan hari kartini. oh tentu saja hari kartini juga penting, tapi karena hari yang satu ini juga ngga kalah penting kok. tentunya masih ingat kan hari bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April?

hmm pernah bertanya-tanya ngga, kenapa sih hari bumi diperingati setiap 22 april? kenapa bukan pada bulan-bulan lainnya? jadi begini sejarah singkatnya:

Tiga puluh tahun yang lalu pada 22 April 1970, hari bumi untuk pertama kalinya diselenggarakan di Amerika Serikat, atas prakarsa seorang senator, Gaylord Nelson. Embrio gagasan hari bumi dimulai sejak ia menyampaikan pidatonya di Seattle tahun 1969, tentang desakan untuk memasukkan isu-isu kontroversial, dalam hal ini lingkungan hidup, dalam kurikulum resmi perguruan tinggi mengikuti model “teach in” yaitu sessi kuliah tambahan yang membahas tema-tema kontroversial yang sedang hangat, khususnya tema lingkungan hidup. Ternyata masyarakat menyambut baik ide ini, sehingga gerakan lingkungan benar-benar semarak, dan timbul arus gerakan yang lebih besar dengan dicanangkannya Hari Bumi.

sedikit cerita tentang perayaan hari bumi di jakarta:

Peringatan Hari Bumi yang dipusatkan di Taman Suropati, Sabtu (18/4) ini, melibatkan juga Komunitas Sepada Onthel Batavia (KSOB) yang berjumlah 100 orang, plus sepedanya. "Kami memenuhi undangan Walhi untuk peringati hari bumi, karena kami cinta pada lingkungan yang bersih, udara yang bersih," kata Ketua KSOB Jhon Fauzi saat ditemui di Taman Suropati, Jakarta, sebelum acara dimulai.

Menurut Jhon, KSOB mulai terbentuk tahun 1994, di mulai dari kumpul-kumpul penyuka sepeda tua di Monas. "Kami bentuk komunitas karena kami tidak mau hanya jadi penonton dalam tiap acara pemerintahan. Kami mau jadi pemain," kenang Jhon.

Dengan menjadi pemain, KSOB bisa lebih leluasa untuk mengkampanyekan lingkungan bersih dengan bersepeda. Selain itu, lanjutnya, KSOB juga menyerukan indahnya berbhineka tunggal ika.*


banyak yang sudah berpartisipasi dalam merayakan hari bumi, bagaimana dengan kamu? :)

sumber: http://megapolitan.kompas.com/

Tentang Earth Hour di Jakarta

3395050414_5f57c43e62Apa Itu Earth Hour?

Earth Hour merupakan kampanye perubahan iklim global WWF yang menghimbau individu, pelaku bisnis, dan pemerintah untuk mematikan lampu selama 1 jam sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penanggulangan perubahan iklim.

Earth Hour awalnya merupakan kampanye kolaborasi antara WWF-Australia, Fairfax Media, dan Leo Burnett untuk kota Sydney dengan tujuan mengurangi gas rumah kaca sebanyak 5% pada tahun 2007. Maksud kampanye ini adalah agar aksi ini dapat diadopsi oleh warga masyarakat, bisnis serta pemerintah lain di seluruh dunia sehingga dapat menunjukkan bahwa aksi individu yang dilakukan secara global dapat mengubah bumi kita lebih baik. Pada tahun 2008, jumlah partisipan bertambah menjadi 50 juta orang di 35 negara.

Di tahun 2009, Earth Hour targetkan jangkau 1 milyar orang di 1000 kota di dunia. Acara ini sendiri tidak hanya akan menunjukkan secara nyata hubungan antara penggunaan energi dan perubahan iklim di setiap negara yang berpartisipasi, tetapi juga agar masyarakat luas dapat menanggulangi ancaman terbesar yang dihadapi oleh bumi.


Kenapa Earth Hour Indonesia Fokus di Jakarta?

Konsumsi listrik di Indonesia masih terkonsentrasi di Jawa, yakni sekitar 77% dari konsumsi nasional pada tahun 2007., Sekitar 20% pengguna listrik di Indonesia berada di Jakarta, sedangkan untuk pasokan listrik di daerah lain di Indonesia masih berbagi dalam jumlah yang lebih kecil.
Jika dilihat dari data PLN tahun 2007, penjualan listrik untuk wilayah DKI Jakarta dan Tangerang sebesar 27.939 GWh atau 23% dari total konsumsi listrik di seluruh Indonesia
. Jumlah tersebut terbagi menjadi beberapa bagian, dengan komposisi terbesar sebagai berikut:
- 34% berasal dari sektor rumah tangga (sebagian besar di DKI Jakarta)
- 30% berasal dari sektor industri (sebagian besar di Tangerang)
- 29% dari sektor bisnis (sebagian besar di DKI Jakarta).

Jumlah total penjualan ini setara dengan 24,89 juta Ton CO2
(dihitung berdasarkan data DJLPE tahun 2004 – 2006 tentang emisi CO2 yang dihasilkan dari produksi listrik: 0,891 ton CO2/MWh).
Proporsi terbanyak pengguna listrik di DKI Jakarta adalah kalangan bisnis dan rumah tangga; sedangkan untuk sektor industri lebih banyak terfokus di Tangerang.


Seberapa penting Earth Hour untuk Jakarta?

Mematikan lampu di DKI Jakarta dan sekitarnya selama 1 jam sama dengan mengurangi beban sekitar 300 MWh atau setara dengan mematikan satu pembangkit listrik dan mengurangi 284 ton CO2! Selain itu, hal ini juga secara rata-rata dapat mengurangi beban biaya listrik Jakarta sekitar Rp. 200 Juta.
Tidak hanya itu, jika selama daur hidup 1 pohon (20-30 tahun) dapat menyerap 1 ton CO2 dan mengeluarkan 1,2 kg O2 per hari (cukup untuk 2 orang per hari), maka mematikan lampu selama 1 jam dapat memberikan keuntungan lain, yakni menyelamatkan lebih dari 284 pohon dan menghasilkan udara bersih untuk lebih dari 568 orang.
Selain memanfaatkan Earth Hour sebagai momentum strategis untuk mengingatkan masyarakat akan dampak pembangkit listrik berbahan bakar fosil terhadap perubahan iklim, Earth Hour juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan krisis pasokan listrik dan distribusi di negara yang padat populasi dan pemakai listrik tertinggi. Selain itu juga, program ini meningkatkan kesadaran akan potensi sumber energi yang berkelanjutan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat lokal dan lebih jauh lagi dapat merangsang perubahan perilaku dan insentif ekonomi.  


sumber: http://www.earthhour.wwf.or.id/
foto: http://www.flickr.com/photos/zuraisham/

 

Jakarta Hijau | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates