Minggu, 31 Mei 2009

Menyelamatkan hutan rimba dari rumah

Bagi kita yang tinggal di perkotaan, hampir semua yang kita inginkan bisa diperoleh dengan mudah. Mal dan hypermarket bisa memenuhi segala keinginan kita, mulai dari kebutuhan dasar sampai peralatan mewah. Belum lagi restoran elit dan kafe-kafe di mana kita bisa memenuhi dahaga dan lapar. Lalu kenapa dong kita perlu peduli kepada hutan rimba yang jauh dari rumah kita? Artikel ini menjelaskan tali yang mengikat kita dengan hutan, dan apa saja yang sudah kita lakukan untuk memperparahnya.

Hutan rimba di rumah kita

Sebagai petunjuk, kita bisa melihat di sekitar rumah kita; pastilah ada bahan-bahan dekorasi yang terbuat dari kayu, rotan atau bambu. Di kamar mandi, ada sabun, sampo atau koleksi parfum. Di dapur, ada satu set botol-botol yang mengandung rempah-rempah dan minyak goreng, dan kita bahkan bisa juga menemukan sisa coklat yang belum dimakan. Semua kandungan yang terdapat di dalamnya berasal dari hutan rimba.

…dan di kota

Daftarnya tidak berhenti di situ saja. Ketika kita berangkat ke kantor/kampus, kita mampir ke kafe untuk memesan latte takeaway yang bisa membantu kita menjaga fokus dalam menyelesaikan semua tugas-tugas yang menanti. Pada sore hari, ada janji dengan dokter yang akan memberi kita preskripsi obat.

Sekarang, apakah kamu pernah menduga-duga dari mana saja asal semua yang kita beli tersebut? Beberapa di antaranya tumbuh secara alami di hutan dan beberapa lainnya –sayangnya- tumbuh dalam perkebunan yang ditumbuhkan dengan membabat hutan rimba.

Hutan rimba yang menjaga kita tetap hidup

Kekayaan alam hutan belantara menyediakan beragam tanaman dan pohon, bahan-bahan dasar yang kita butuhkan untuk memproduksi bahan-bahan yang kita butuhkan setiap harinya. Percaya atau tidak, Indonesia disebut sebagai rumah bagi antara 25.000 dan 37.000 spesies flora, yang 10%-nya dipercaya mengandung khasiat obat.

Masalah-masalah yang sudah kita kenal baik

Dan apa biaya yang kita harus bayar untuk membawa semua sumber daya hutan tersebut ke dalam keseharian kita? Sebetulnya, jauh lebih mahal daripada yang harus kita bayar di kasir. Indonesia telah kehilangan 40% dari kehijauan hutannya selama 50 tahun terakhir akibat penebangan ilegal dan pengkonversian tanah hutan menjadi perkebunan untuk kopi, karet dan industri kelapa sawit. Dan menyusutnya lahan hutan juga mengancam orangutan, gajah, macan dan badak, serta berbagai macam spesies flora dan fauna lainnya ke ambang kepunahan.

Harga paling tragis yang harus kita bayar adalah meningkatnya jumlah bencana alam yang timbul karena berkurangnya lahan hutan: Banjir, tanah longsor, erosi dan kekeringan adalah beberapa di antaranya.

Ya, hancurnya hutan yang jauh di rumah kita bisa membawa dampak-dampak buruk ke kediaman kita yang nyaman di perkotaan.

Jangan kuatir, ada banyak contoh langkah yang bisa kamu ambil untuk meningkatkan keadaan menjadi lebih baik.

1. Menjadi “orangtua asuh” bagi alam liar

Misalnya, dengan WWF Rhino Care Program, kamu bisa secara simbolis mengadopsi badak jawa (www.rhinocare.info) sementara kampanye WWF Save Sumatra memberi kamu kesempatan untuk menjadi “orangtua asuh” bagi seekor macan, gajah, orangutan atau badak (www.savesumatra.org). Dengan mengadopsi spesies-spesies tersebut, kamu telah berkontribusi uang untuk menyelamatkan mereka dari kepunahan dan turut melestarikan habitat alaminya.

2. Hemat kertas

Untuk setiap satu ton kertas, ada 17 pohon yang mesti ditebang. Kurangilah pemakaian kertas, tetapi jika kamu benar-benar membutuhkan pemakaian kertas, cetaklah bolak-balik dan belilah kertas daur ulang.

3. Belilah kayu yang bagus

Ketika membeli produk kayu, carilah produk dengan label sertifikasi semacam “Forest Stewardship Council”, untuk membuktikan bahwa kayu tersebut memang berasal dari hutan-hutan yang dijaga kelestariannya. Tanyakan retailer kamu apakah mereka memiliki produk-produk bersertifikasi FSC. Atau kamu juga bisa mengunjungi www.fsc-info.org untuk mencari tahu pabrik mana saja di Indonesia yang menjual bahan-bahan bersertifikasi FSC.

4. Kurangilah penggunaan kelapa sawit

Kurangilah minyak goreng ketika memasak, karena industri kelapa sawit masih berkontribusi dalam mengurangi ketersediaan lahan hutan. Untuk perlengkapan kamar mandi, cobalah gunakan sabun dan sampo yang tidak terbuat dari kelapa sawit.

5. Jangan memelihara hewan eksotik yang ditangkap dari alam liar

Macan, orangutan, babon Jawa, jalak Bali dan berbagai spesies burung tropis lainnya seharusnya tinggal di habitat liar mereka masing-masing. Hukum negara juga melarang kita untuk membeli cinderamata yang terbuat dari bagian tubuh hewan-hewan terancam kepunahan seperti gajah, orangutan, badak dan macan.

6. Pilihlah kopi ramah-lingkungan

Seringkali, kopi ditanam di perkebunan yang sebelumnya berupa hutan rimba, seperti cagar alam. Untuk menghindari konsumsi kopi yang berasal dari tempat-tempat tersebut, pilihlah jenis yang ditanam pada perkebunan yang menjaga kelestarian hutan, seperti merek Sekar Sedayu dari Lampung. Info lebih lanjut bisa dilihat di www.savesumatra.org.

Diadaptasi oleh Toshi dari The Jakarta Post Weekender edisi April 2009

Senin, 25 Mei 2009

Pikirlah sebelum makan

Sarapan

Supaya bisa menjaga kesehatan, kita disarankan mengkonsumsi makanan rendah karbohidrat. Jadi pada pagi hari, mesti pilih-pilih nih ada opsi apa saja di kulkas..

Roti panggang dengan selai srikaya? Lewat deh.

Nasi goreng? Sepertinya tidak.

Atau semangkuk sereal?

Tapi tunggu sebentar. Kalau sereal itu tidak diberi label organik, apakah itu berarti sereal tersebut berpotensi mengandung pestisida?

Dan bagaimana dengan susu? Mengandung hormon nggak ya?

Jadi pada pagi itu, pilihan yang paling bertanggung jawab sih sebetulnya lumayan sederhana: telur lokal yang diceplok, dengan bubuhan garam, merica, dan saus sambal…sambil dicelupkan ke dalam secangkir kopi (baca lebih lanjut di bawah).

 

Makan siang di kantin

Ketika teman-teman atau rekan kerja menyeret ke kantin, ada begitu banyak pilihan makanan yang menggoda. Sebagian besar digoreng sih, kecuali gado-gado yang berwarna-warni itu.

Yaa kamu tahu kan dampak buruk minyak goreng pada kesehatan kita. Tapi bagaimana dengan lingkungan?

Tidak selang beberapa lama ini ada sebuah laporan WWF yang menyebutkan bahwa konsumsi minyak kelapa sawit terus-menerus meningkat selama 30 tahun kalau dibandingkan dengan produk makanan olahan lainnya. Kelihatannya seperti bukan masalah sih, kecuali kalau kita perhatikan lebih detil bahwa permintaan pasar yang tinggi untuk kelapa sawit mengakibatkan banyaknya konversi hutan di daerah-daerah seperti Riau.

Lalu setelah kita lihat lagi jejeran makanan yang tersedia di kantin, gado-gado makin terlihat sebagai satu-satunya pilihan yang etis – terlebih lagi sayurnya lokal dan masih segar.

 

Kejenuhan menjelang sore

Entah di ruang kelas ataupun kantor, setelah jam 1 kok rasanya mulai jenuh deh otak ini. Satu-satunya jalan keluar yang langsung muncul adalah untuk berpaling pada si kafein. Lebih dari 500 milyar cangkir kopi diminum di seluruh dunia setiap tahunnya, dan hasil riset Harvard menunjukkan bahwa mereka yang minum kopi secara rutin berkemungkinan lebih kecil untuk mengidap penyakit Parkinson dan penyakit lainnya.

Namun riset itu tidak memberi tahu kita akan dampak buruk perkebunan kopi pada belasan cagar alam di Indonesia. Misalnya, tahukah kamu bahwa sebagian dari kopi yang kita minum berasal dari perkebunan ilegal di cagar alam di Lampung? Dari tempat tersebut, hasilnya diekspor dan dikemas sebagai kopi instan atau suplemen tenaga.

Jadi kalau lain kali kamu hendak menghirup dan mencicipi aroma kopi tanpa perlu merasa bersalah, datangilah toko kopi yang lumayan terkenal dan tanyakan pada Barista di situ mengenai kopi lokal dan asal-muasalnya. Apakah rasanya juga enak? Belilah sebungkus kopi dari situ dan bawalah pulang untuk sarapan pagi.

 

Belanja di supermarket atau pasar, ya?

Ketika kulkas sudah kosong, pastinya mesti diisi lagi dong!

Kini, pada beberapa supermarket sudah ada pembagian sayur-mayur dan buah-buahan berdasarkan kategori masing-masing seperti organik, hidroponik, impor, dll. Sebetulnya apa-apaan sih yang dimaksud dengan bahan-bahan tersebut?

Sudahlah, nggak usah pusing-pusing.

Lebih hemat kantong (dan ramah lingkungan) kalau kamu beli bahan-bahan tersebut di pasar tradisional kok. Para pedagang di pasar, selain menyediakan buah-buahan yang lebih bergizi, juga dipasok langsung oleh para petani dari sawah.

Untuk sebuah Duren Bangkok supaya bisa mencapai Jakarta membutuhkan 2.320 kilometer untuk transportasi laut. Yang bener aja deh, masa sih untuk beli buah aja mesti impor? Kapal yang mengangkut buah tersebut kan pastinya butuh bahan bakar juga, yang ujung-ujungnya hanya akan membuat jumlah karbon dioksida di udara semakin meningkat.

Mendingan beli yang asli lokal saja deh.

 

Di atas hanyalah beberapa contoh yang bisa kamu ambil supaya bisa hidup lebih sehat dan ramah lingkungan dengan makanan (tanpa perlu mengorbankan ketentuan 4 sehat 5 sempurna). Apakah rasanya terlalu sulit?

Yaa..tidak harus langsung semuanya dijalankan kok. Sedikit demi sedikit saja dahulu. Dan pikirkan dahulu mengenai asal makanan tersebut sebelum kamu memakannya.

 

Diadaptasi oleh Toshi dari The Jakarta Post Weekender edisi Januari 2009

Kamis, 21 Mei 2009

20 tips hidup hijau

Semua orang mencari cara untuk bisa hidup hijau supaya mereka bisa turut menyelamatkan bumi dan menghemat uang pada saat yang bersamaan. Sebetulnya hidup hijau tidak sesulit yang kita kira kok.

Berikut 20 tips simpel untuk hidup lebih hijau, yang dibagi dalam kategori mudah, lebih sulit, dan menyeluruh.

Tujuh (7) ide hijau mudah:

  • Jagalah kendaraanmu. Periksa tekanan pada ban dan jaga tekanannya supaya berkisar tetap pada level yang disarankan oleh pabrik kendaraan. Tekanan yang rendah menggunakan bensin lebih. Jagalah filter udara supaya senantiasa bersih. Pindahkan barang-barang yang tidak dibutuhkan dari kendaraanmu. Kendaraan yang berat menghabiskan lebih banyak bensin.
  • Gunakanlah produk daur ulang (tisu toilet, kertas tulis dan kertas printer, dll) Use recycled paper products (paper towels, bathroom tissue, writing and printer paper, etc.)
  • Pisahkanlah setiap sampah rumah tangga berdasarkan jenisnya (kaca, plastik, kertas, logam, organik, dll).
  • Gunakanlah fasilitas telepon untuk delivery yang bisa menghemat waktu dan biaya. Pembelian juga mungkin dilakukan di internet, yang pada akhirnya bisa membuatmu menghabiskan lebih sedikit waktu untuk belanja.
  • Hindari mandi dengan bathtub, karena penggunaan bathtub menghabiskan air lima kali lipat daripada shower biasa.
  • Gantilah keran yang bocor, karena pipa keran yang merembeskan air hanya akan memboroskan air saja.
  • Copotlah alat-alat charger untuk ponsel, laptop, dan apapun juga yang senantiasa menggunakan listrik.

Tujuh (7) tips hijau lebih sulit :

  • Belilah produk dengan kemasan yang lebih sedikit, biarpun hal ini tidak terlalu mudah untuk dilaksanakan. Lakukanlah pembelian untuk benda-benda yang bisa didaur ulang atau lebih mudah hancur secara biologis.
  • Gantilah semua bohlam dengan bohlam yang hemat listrik dan gunakanlah hanya dengan muatan watt yang memenuhi standare keselamatan. Mengurangi penggunaan watt menghemat penggunaan energi.
  • Gunakanlah transportasi umum seperti bersepeda atau jalan kaki. Hal ini mungkin lebih mudah diterapkan di beberapa tempat saja.
  • Pasanglah keran yang bertekanan rendah, untuk mengurangi penggunaan air.
  • Ketika belanja, gunakanlah kantong belanjaan yang terbuat dari kain. Atau setidaknya, hemat dan daur ulang saja kantong plastik belanjaan anda.
  • Pasanglah termostat yang bisa diprogram, atau kurangi penggunaan termostat ketika tidur atau tidak ada orang di rumah.
  • Gunakanlah baterai yang bisa didaur ulang di semua alat elektronik yang membutuhkan baterai, karena limbah baterai melepaskan bahan-bahan kimia berbahaya ketika ditempatkan di tempat-tempat sampah.

Enam (6) ide hijau secara menyeluruh :

  • Pasanglah alat pemanas yang hemat-energi dan pemanas air yang tidak menggunakan tangki. Pemanas air seperti itu menyediakan suplai air hangat tanpa menghabiskan biaya terus-menerus. Setidaknya, jika kamu memiliki pemanas air listrik, kamu bisa menggunakan timer untuk mematikan proses pemanasannya ketika tidak digunakan.
  • Mintalah pensuplai utilitas untuk menyediakan utilitas ramah lingkungan di daerahmu.
  • Gunakanlah laptop. Laptop menghabiskan lebih sedikit energi dibandingkan komputer desktop biasa. Terlebih lagi, monitor komputer juga lebih efisien energi.
  • Kendarailah mobil yang hemat-energi, seperti yang menggunakan biodiesel, ethanol, atau bahkan listrik.
  • Berkerja dari rumah. Banyak perusahaan kini sudah memungkinkan pegawainya untuk kerja dari rumah dengan menggunakan koneksi internet. Tanyakan atasan jika hal itu memungkinkan untuk diterapkan.
  • Tutuplah kebocoran udara di rumahmu, supaya penggunaan AC atau pemanas ruangan bisa lebih efektif.
Ada ribuan cara berbeda yang bisa mengurangi penggunaan energi, menghemat uang dan menyelamatkan bumi.
Di atas ini hanyalah beberapa saja yang bisa kamu gunakan. Carilah cara-cara inovatif lainnya untuk mendaur ulang, menggunakan kembali, dan memperbaharui produk-produk yang kita gunakan setiap harinya.

Diterjemahkan dari: http://www.localcooling.com/how-to-tips/20-green-living-tips/
 

Jakarta Hijau | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates