Minggu, 19 April 2009

Tentang Earth Hour di Jakarta

3395050414_5f57c43e62Apa Itu Earth Hour?

Earth Hour merupakan kampanye perubahan iklim global WWF yang menghimbau individu, pelaku bisnis, dan pemerintah untuk mematikan lampu selama 1 jam sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penanggulangan perubahan iklim.

Earth Hour awalnya merupakan kampanye kolaborasi antara WWF-Australia, Fairfax Media, dan Leo Burnett untuk kota Sydney dengan tujuan mengurangi gas rumah kaca sebanyak 5% pada tahun 2007. Maksud kampanye ini adalah agar aksi ini dapat diadopsi oleh warga masyarakat, bisnis serta pemerintah lain di seluruh dunia sehingga dapat menunjukkan bahwa aksi individu yang dilakukan secara global dapat mengubah bumi kita lebih baik. Pada tahun 2008, jumlah partisipan bertambah menjadi 50 juta orang di 35 negara.

Di tahun 2009, Earth Hour targetkan jangkau 1 milyar orang di 1000 kota di dunia. Acara ini sendiri tidak hanya akan menunjukkan secara nyata hubungan antara penggunaan energi dan perubahan iklim di setiap negara yang berpartisipasi, tetapi juga agar masyarakat luas dapat menanggulangi ancaman terbesar yang dihadapi oleh bumi.


Kenapa Earth Hour Indonesia Fokus di Jakarta?

Konsumsi listrik di Indonesia masih terkonsentrasi di Jawa, yakni sekitar 77% dari konsumsi nasional pada tahun 2007., Sekitar 20% pengguna listrik di Indonesia berada di Jakarta, sedangkan untuk pasokan listrik di daerah lain di Indonesia masih berbagi dalam jumlah yang lebih kecil.
Jika dilihat dari data PLN tahun 2007, penjualan listrik untuk wilayah DKI Jakarta dan Tangerang sebesar 27.939 GWh atau 23% dari total konsumsi listrik di seluruh Indonesia
. Jumlah tersebut terbagi menjadi beberapa bagian, dengan komposisi terbesar sebagai berikut:
- 34% berasal dari sektor rumah tangga (sebagian besar di DKI Jakarta)
- 30% berasal dari sektor industri (sebagian besar di Tangerang)
- 29% dari sektor bisnis (sebagian besar di DKI Jakarta).

Jumlah total penjualan ini setara dengan 24,89 juta Ton CO2
(dihitung berdasarkan data DJLPE tahun 2004 – 2006 tentang emisi CO2 yang dihasilkan dari produksi listrik: 0,891 ton CO2/MWh).
Proporsi terbanyak pengguna listrik di DKI Jakarta adalah kalangan bisnis dan rumah tangga; sedangkan untuk sektor industri lebih banyak terfokus di Tangerang.


Seberapa penting Earth Hour untuk Jakarta?

Mematikan lampu di DKI Jakarta dan sekitarnya selama 1 jam sama dengan mengurangi beban sekitar 300 MWh atau setara dengan mematikan satu pembangkit listrik dan mengurangi 284 ton CO2! Selain itu, hal ini juga secara rata-rata dapat mengurangi beban biaya listrik Jakarta sekitar Rp. 200 Juta.
Tidak hanya itu, jika selama daur hidup 1 pohon (20-30 tahun) dapat menyerap 1 ton CO2 dan mengeluarkan 1,2 kg O2 per hari (cukup untuk 2 orang per hari), maka mematikan lampu selama 1 jam dapat memberikan keuntungan lain, yakni menyelamatkan lebih dari 284 pohon dan menghasilkan udara bersih untuk lebih dari 568 orang.
Selain memanfaatkan Earth Hour sebagai momentum strategis untuk mengingatkan masyarakat akan dampak pembangkit listrik berbahan bakar fosil terhadap perubahan iklim, Earth Hour juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan krisis pasokan listrik dan distribusi di negara yang padat populasi dan pemakai listrik tertinggi. Selain itu juga, program ini meningkatkan kesadaran akan potensi sumber energi yang berkelanjutan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat lokal dan lebih jauh lagi dapat merangsang perubahan perilaku dan insentif ekonomi.  


sumber: http://www.earthhour.wwf.or.id/
foto: http://www.flickr.com/photos/zuraisham/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Jakarta Hijau | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates