Senin, 01 Juni 2009

Sisi liar Jakarta

Kamu tidak akan diserbu gajah, diserang nyamuk ataupun melihat padang luas di depan hidungmu. Tetapi sisi liar Jakarta (bukan sisi liar yang *itu* yah, hehe) bisa menyediakan rekreasi tersendiri. Beberapa dari tempat tersebut juga membutuhkan bantuanmu.

Menurut Nirwono Joga, dalam bukunya The Lenong Comedy: Green Space Satire (2007), hanya ada 9%, atau 6.900 hektar dari luas areal Jakarta yang didedikasikan untuk lahan hijau, kurang dari target kota ini untuk mencapai 13,9% – dan masih jauh dari target standar nasional 30%.

Kita harusnya bertanya pada diri sendiri kapan terakhir kalinya kita pergi berekreasi secara “hijau”. Di sini bukan dimaksudkan ekspedisi di mana kamu keluar dari hiruk-pikuk kota dan menuju ke belantara ya…hanya sebuah kunjungan semata di sekeliling kota juga sudah cukup, dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Masih ada banyak pilihan aktivitas yang turut menyokong kota ini secara ekologis, ekonomis, dan budaya. Mungkin dengan begitu kamu akan menyadari bahwa Jakarta masih punya banyak yang bisa ditawarkan daripada sekadar mal.

Kembali ke akar nenek moyang

Kalau kamu mengunjungi Schmutzer Primate Center sekali pasti rasanya tidak cukup deh. Penangkaran ini adalah tempat tinggal bagi berbagai macam kera dari gorila, makak, orangutan dan chimpanse. Desain bangunan ini mirip dengan habitat asal para kera tersebut, dan juga menyediakan tempat rekreasi yang kehijauan bagi para pengunjung manusia. Tiket yang kamu beli membantu perawatan tempat ini. Walaupun begitu, sangatlah tidak direkomendasikan untuk mengunjungi tempat ini pada akhir minggu karena ramainya para pengunjung yang mendatanginya.

Rimba di dalam rimba kota

Di Jakarta Utara ada Cagar Alam Muara Angke, sebuah areal hutan yang menyediakan rehat dari hiruk-pikuk perkotaan. Bertempat di sepanjang pesisir Jakarta, areal ini adalah tempat perlindungan bagi hutan bakau terakhir di Jakarta dan juga lebih dari 90 jenis burung dan spesies liar lainnya. Ada juga darmawisata pendidikan untuk pihak individu dan sekolahan di cagar alam tersebut, yang diselenggarakan oleh para sukarelawan dari organisasi Jakarta Green Monster. Tetapi kamu harus cepat mengunjungi tempat ini selagi kamu bisa. Dari asal mula 2.000 hektar yang sehat, hutan ini sudah dikurangi lahannya secara drastis menjadi 25 hektar saja, selagi kompleks-kompleks bangunan terus menggerogoti areal lahan ini.

Ikutilah peta hijau

Memang menyenangkan untuk menjelajahi daerah Kemang dan Menteng dengan peta hijau yang dikembangkan oleh Green Map Indonesia. Peta ini memfiturkan ikon-ikon yang menunjukkan lokasi hijau, seperti taman-taman dan toko-toko yang terpercaya ramah lingkungan.

Rebut kembali jalanan kita

Jangan lupa untuk jalan-jalan atau mengendarai sepeda di sepanjang Jl Sudirman dan Jl Thamrin pada hari Minggu keempat setiap bulannya. Jalanan akan ditutup dari mobil dan sepeda dari jam 6 pagi sampai jam 2 sore, yang memungkinkan kita melihat jalan raya tanpa satu mobil pun. Hmm…ternyata tidak semustahil yang dulu dikira ya. Pada hari bebas-mobil ini, kamu bisa turut melihat sendiri jalanan raya yang dipenuhi dengan canda tawa anak-anak ketika mereka bermain dengan bebas atau mengendarai sepeda mereka.

Jadi minggu depan, daripada pergi ke mal untuk berbelanja, kenapa tidak pergi untuk sebuah rekreasi hijau saja? Bawalah botol minum sendiri dan bekal makanan, lalu pergi naik busway untuk mengalami sendiri Jakarta dari sudut pandang berbeda sama sekali. Dengan begini, kita turut mengambil bagian untuk menunjukkan ke pemerintah bahwa kita menghargai kota ini secara budaya dan ekologis. Mungkin ini akan membawa pesan berbeda bagi mereka para pengembang mal.

Praktekkan langsung!

Schmutzer Primate Center

Pusat kera ini berlokasi di dalam Kebun Binatang Ragunan. Kebun binatang ini bisa dicapai dengan busway (koridor 6). Rincian lebih lanjut bisa dilihat di www.primata.or.id

Cagar Alam Muara Angke

Cagar Alam ini bisa dicapai dengan menaiki bis atau kereta ke Stasiun Kota, lalu menaiki taksi sejauh delapan kilometer sepanjang jalan tol bandara (di jalan keluar Pantai Indah Kapuk). Jakarta Green Monster, sebuah organisasi non-profit yang berkomitmen membersihkan cagar tersebut dan meningkatkan kesadaran sosial masyarakat untuk hutan bakau, menyediakan paket tur dengan guide. Rincian bisa dilihat di www.jgm.or.id

Peta Hijau

Bisa diunduh langsung di http://petahijau.greenmap.or.id/database/

Diadaptasi oleh Toshi dari The Jakarta Post Weekender edisi Juli 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Jakarta Hijau | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates