Jumat, 04 Juli 2008

Akankah kisah banjir Nabi Nuh terulang lagi?


Kejadian 6:17, 7:17

Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa. Empat puluh hari lamanya air bah itu meliputi bumi; air itu naik dan mengangkat bahtera itu, sehingga melampung tinggi dari bumi.

Sura Hud (11:37)

Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang yang lalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.


Kedua kutipan Alkitab dan Al-Quran di atas diambil dari kisah banjir Nabi Nuh. Dan banjir tersebut terjadi ribuan tahun yang lalu.



Tapi... tidakkah kamu merasa kalau kisah itu agak mirip dengan apa yang akan kita hadapi dalam waktu 50 tahun ke depan?

Aku nggak usah mengutip dari Al Gore di sini, dia udah lumayan tenar kok.




Seperti yang ditunjukkan oleh berbagai hasil penelitian, lebih dari 80% wilayah Jakarta akan tenggelam pada tahun 2050, dan hal yang sama akan terjadi pada berbagai daerah rendah lainnya di dunia.




Jadi... hmm... apa yang kira-kira akan terjadi pada negara pulau seperti Vanuatu atau Singapura? Aku nggak akan spekulasi macem2 deh, tapi semoga aja rakyat negara mereka bisa diberkati Tuhan ketika waktunya tiba.

Seperti yang kita tahu, dampak-dampak kehancuran yang diakibatkan perubahan iklim sekarang ini sudah tidak bisa dielakkan lagi. Cepat atau lambat, kutub selatan akan mencair juga, sama halnya seperti puncak es di gunung Jayawijaya. Satu-satunya gunung es di Indonesia juga akan menghilang dalam waktu 80 tahun ke depan, entah kita mau atau tidak.

Untuk hari ini aku tidak akan menyediakan tips "hijau".

Tapi marilah kita melihat Pemanasan Global dari sisi lain, sebagai guyonan ringan:

Seandainya pada suatu hari nanti kamu melihat ada kakek-kakek berjenggot ubanan berkhotbah tentang bumi yang akan tenggelam, percaya saja deh sama dia. Kalau dia mengiklankan dirinya di internet atau CNN dan menanyakan masyarakat untuk membangun sebuah kapal pesiar super raksasa, atau pesawat Airbus yang luar biasa besarnya, atau pesawat Boeing super cepat, buruan saja ajukan pembiayaan untuk proyeknya. Entah dengan menyumbang harta, atau menyediakan tenaga kerja untuk membantu proyeknya.




Dan jangan lupa untuk minta dia mengizinkan kamu ikut masuk kapalnya sebagai "pembayaran".

Karena mungkin saja dia Nabi Nuh yang kedua.

(Sayang sekali Al Gore tidak berjenggot)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Jakarta Hijau | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates